Sabtu, 03 Desember 2011
Sosiologi Gender
tentang peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi(industrialisasi)
Latar belakang :
Munculnya industrialisasi membuka peluang bagi perempuan untuk bekerja di sektor publik terutama dengan bekerja sebagai operator atau buruh. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan pun meningkat seiring dengan berkembangnya industrialisasi. Perempuan dapat turut berperan secara ekonomi bekerja menghasilkan materi (uang) untuk kehidupan dirinya maupun keluarganya. Dengan semakin banyak tenaga kerja perempuan memasuki pasar kerja, maka semakin tinggi kualitas hidup perempuan dan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya penambahan kualitas kondisi kerja berupa penghasilankeluarga, dan pemberian jaminan sosial yang diberikan perusahaan, yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Gambaran positif itu berbeda dengan kenyatan yang telah ada.Kondisi kerja pekerja perempuan berada di posisi yang terpinggirkan/termarjinalisasikan dibandingkan pekerja laki-laki. Kondisi seperti itu menggambarkan kurangnya pemahaman pekerja laki-laki dan perempuan tentang keadilan/kesetaraan gender dalam industri. Jenis kelamin merupakan pembeda utama yang mendasari perbedaan kondisi kerja pekerja di industri. Oleh karena itu,penelitian mengenai kondisi kerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga pekerja, khususnya pekerja perempuan menjadi suatu hal yang penting dan menarik untuk dikaji dan dibuktikan.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Jenis-jenis atau macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya (berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 )
1. Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk,
2. Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil
3.Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng,curah
4. Aneka industry misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah Adalah industri yang jumlah karyawan /
tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang
.4. Industri besar Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada pasar (market oriented industry)
adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industri) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industri) adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersierAdalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi ( industrialisasi) ?
2. Adakah hubungan antara peranan perempuan dengan pembangunan ?
Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi (industrialisasi).
2. Untuk mengetahui hubungan perenan antara peranan perempuan dalam pembangunan.
Pembahasan
Kondisi perempuan pekerja dalam sektor industri secara umum dikatakan belum baik. Terdapat perbedaan kondisi kerja pekerja berdasarkan jenis kelamin pekerja, seperti dalam hal pembagian kerja secara seksual, status pekerja, pengupahan, jaminan kerja, dan jaminan keluarga. Perempuan ditempatkan pada bagian packing dan laki-laki pada bagian mesin. Sebagian besar pekerja di sektor Industri berstatus pekerja tetap, namun tampak bahwa jumlah pekerja laki-laki berstatus tetap lebih banyak dibandingkan perempuan. Dalam hal upah di dalam sektor industri memberikan besar upah yang sama kepada pekerja laki-laki dan pekerja perempuan yang berstatus pekerja tetap, namun untuk pekerja harian lepas, upah pekerja laki-laki lebih tinggi daripada pekerja perempuan.Pekerja perempuan banyak yang menempati posisi sebagai operator yang berstatus pekerja lepas. Posisi tersebut merupakan posisi paling bawah. Pekerjaan perempuan dalam perusahaan bertugas menjalankan mesin-mesin produksi yang memiliki tingkat risiko kecelakaan paling tinggi, namun memiliki upah rendah. Strategi pengupahan yang ditetapkan dalam sektor industri berbeda satu sama lain, namun seperti yang telah dijelaskan oleh pendapat yang pertama, bahwa upah bisa saja sama atas pekerjaan yang sama, namun kesempatan dalam memperoleh upah dapat saja berbeda. Dalam hal ini pekerja perempuan sering mempunyai kesempatan yang lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan tidak jarang perempuan ditempatkan pada posisi yang kasar dan dengan risiko yang tinggi. Di dalam sektor industri secara umum memberikan jaminan kerja yang cukup baik,namun pekerja laki-laki mendapatkan jaminan kerja yang lebih banyak dibandingkan pekerja perempuan. Sama halnya seperti jaminan kerja, pekerja laki-laki mendapatkan jaminan keluarga lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan. Hal ini disebabkan adanya kebijakan perusahaan yang menganggap bahwa laki-laki memiliki jenis pekerjaan yang lebih berat dan memiliki tanggungan hidup yang banyak sehingga upahnya lebih tinggi dibandingkan perempuan. Di dalam sektor industri terdapat hubungan langsung antara stereotip gender dengan kondisi kerja, namun stereotip gender mempengaruhi adanya pembagian kerja secara seksual yang dilakukan pihak perusahaan, dan pembagian kerja tersebut akan mempengaruhi status pekerja dan kondisi pekerja tersebut. Tingkat pemahaman pekerja terhadap peraturan perusahaan yang memuat kewajiban dan hak-hak pekerja dan pengusaha memiliki hubungan atau korelasi yang kuat dengan kondisi kerja. Semakin tinggi tingkat pemahaman pekerja maka semakin baik kondisi kerjanya. konsep pembagian kerja juga menjadi penting dalam mengkaji pemahaman lebih lanjut mengenai ketimpangan gender yang menimpa tenaga kerja perempuan dalam sektor industri khususnya. masalah perempuan bekerja produksi yaitu dengan bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, kenyataannya sudah lazim ditemui di berbagai kelompok masyarakat. Sejarah menunjukan bahwa perempuan dan kerja publik sebenarnya bukan hal baru bagi perempuan Indonesia terutama mereka yang berada pada strata menengah kebawah. Menurut kondisi objektif, wanita mengalami ketertinggalan yang lebih besar dari pada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi objektif ini tidak lain disebabkan oleh norma sosial dan nilai sosial budaya yang masih berlaku di masyarakat. Peranan wanita dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban yang dijalankan oleh wanita pada status atau kedudukan tertentu dalam pembangunan, baik pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan, baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat. Peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, berarti peranan wanita dalam pembangunan saling membutuhkan, saling membantu, saling peduli dan saling pengertian antara pria dengan wanita.
Kesimpulan
Dengan demikian, tidak ada pihak-pihak (pria atau wanita) yang merasa dirugikan dan pembangunan akan menjadi lebih sukses. Mengupayakan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Hal ini perlu didukung oleh perilaku saling menghargai atau menghormati, saling membantu, saling pengertian, saling peduli dan saling membutuhkan antara pria dengan wanita. Ketidakadilan gender dan penyimpangan terhadap pekerja terlihat pada adanya perbedaan data jumlah pekerja Industri berdasarkan status pekerja dengan fakta yang terjadi di lapangan. Pada data yang dimiliki perusahaan, tidak terdapat pekerja yang berstatus harian lepas, sedangkan berdasarkan fakta yang ada di lapangan, ternyata terdapat banyak sekali pekerja yang berstatus harian lepas, dan sebagian besar pekerja yang berstatus harian lepas tersebut adalah perempuan. Selain itu, perusahaan juga mengingkari akan adanya pengangakatan pekerja harian lepas menjadi pekerja tetap setelah menjalani kontrak selama 3 bulan kerja.
Latar belakang :
Munculnya industrialisasi membuka peluang bagi perempuan untuk bekerja di sektor publik terutama dengan bekerja sebagai operator atau buruh. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan pun meningkat seiring dengan berkembangnya industrialisasi. Perempuan dapat turut berperan secara ekonomi bekerja menghasilkan materi (uang) untuk kehidupan dirinya maupun keluarganya. Dengan semakin banyak tenaga kerja perempuan memasuki pasar kerja, maka semakin tinggi kualitas hidup perempuan dan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya penambahan kualitas kondisi kerja berupa penghasilankeluarga, dan pemberian jaminan sosial yang diberikan perusahaan, yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Gambaran positif itu berbeda dengan kenyatan yang telah ada.Kondisi kerja pekerja perempuan berada di posisi yang terpinggirkan/termarjinalisasikan dibandingkan pekerja laki-laki. Kondisi seperti itu menggambarkan kurangnya pemahaman pekerja laki-laki dan perempuan tentang keadilan/kesetaraan gender dalam industri. Jenis kelamin merupakan pembeda utama yang mendasari perbedaan kondisi kerja pekerja di industri. Oleh karena itu,penelitian mengenai kondisi kerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga pekerja, khususnya pekerja perempuan menjadi suatu hal yang penting dan menarik untuk dikaji dan dibuktikan.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Jenis-jenis atau macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya (berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 )
1. Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk,
2. Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil
3.Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng,curah
4. Aneka industry misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah Adalah industri yang jumlah karyawan /
tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang
.4. Industri besar Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada pasar (market oriented industry)
adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industri) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industri) adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersierAdalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi ( industrialisasi) ?
2. Adakah hubungan antara peranan perempuan dengan pembangunan ?
Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi (industrialisasi).
2. Untuk mengetahui hubungan perenan antara peranan perempuan dalam pembangunan.
Pembahasan
Kondisi perempuan pekerja dalam sektor industri secara umum dikatakan belum baik. Terdapat perbedaan kondisi kerja pekerja berdasarkan jenis kelamin pekerja, seperti dalam hal pembagian kerja secara seksual, status pekerja, pengupahan, jaminan kerja, dan jaminan keluarga. Perempuan ditempatkan pada bagian packing dan laki-laki pada bagian mesin. Sebagian besar pekerja di sektor Industri berstatus pekerja tetap, namun tampak bahwa jumlah pekerja laki-laki berstatus tetap lebih banyak dibandingkan perempuan. Dalam hal upah di dalam sektor industri memberikan besar upah yang sama kepada pekerja laki-laki dan pekerja perempuan yang berstatus pekerja tetap, namun untuk pekerja harian lepas, upah pekerja laki-laki lebih tinggi daripada pekerja perempuan.Pekerja perempuan banyak yang menempati posisi sebagai operator yang berstatus pekerja lepas. Posisi tersebut merupakan posisi paling bawah. Pekerjaan perempuan dalam perusahaan bertugas menjalankan mesin-mesin produksi yang memiliki tingkat risiko kecelakaan paling tinggi, namun memiliki upah rendah. Strategi pengupahan yang ditetapkan dalam sektor industri berbeda satu sama lain, namun seperti yang telah dijelaskan oleh pendapat yang pertama, bahwa upah bisa saja sama atas pekerjaan yang sama, namun kesempatan dalam memperoleh upah dapat saja berbeda. Dalam hal ini pekerja perempuan sering mempunyai kesempatan yang lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan tidak jarang perempuan ditempatkan pada posisi yang kasar dan dengan risiko yang tinggi. Di dalam sektor industri secara umum memberikan jaminan kerja yang cukup baik,namun pekerja laki-laki mendapatkan jaminan kerja yang lebih banyak dibandingkan pekerja perempuan. Sama halnya seperti jaminan kerja, pekerja laki-laki mendapatkan jaminan keluarga lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan. Hal ini disebabkan adanya kebijakan perusahaan yang menganggap bahwa laki-laki memiliki jenis pekerjaan yang lebih berat dan memiliki tanggungan hidup yang banyak sehingga upahnya lebih tinggi dibandingkan perempuan. Di dalam sektor industri terdapat hubungan langsung antara stereotip gender dengan kondisi kerja, namun stereotip gender mempengaruhi adanya pembagian kerja secara seksual yang dilakukan pihak perusahaan, dan pembagian kerja tersebut akan mempengaruhi status pekerja dan kondisi pekerja tersebut. Tingkat pemahaman pekerja terhadap peraturan perusahaan yang memuat kewajiban dan hak-hak pekerja dan pengusaha memiliki hubungan atau korelasi yang kuat dengan kondisi kerja. Semakin tinggi tingkat pemahaman pekerja maka semakin baik kondisi kerjanya. konsep pembagian kerja juga menjadi penting dalam mengkaji pemahaman lebih lanjut mengenai ketimpangan gender yang menimpa tenaga kerja perempuan dalam sektor industri khususnya. masalah perempuan bekerja produksi yaitu dengan bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, kenyataannya sudah lazim ditemui di berbagai kelompok masyarakat. Sejarah menunjukan bahwa perempuan dan kerja publik sebenarnya bukan hal baru bagi perempuan Indonesia terutama mereka yang berada pada strata menengah kebawah. Menurut kondisi objektif, wanita mengalami ketertinggalan yang lebih besar dari pada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi objektif ini tidak lain disebabkan oleh norma sosial dan nilai sosial budaya yang masih berlaku di masyarakat. Peranan wanita dalam pembangunan adalah hak dan kewajiban yang dijalankan oleh wanita pada status atau kedudukan tertentu dalam pembangunan, baik pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan, baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat. Peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, berarti peranan wanita dalam pembangunan saling membutuhkan, saling membantu, saling peduli dan saling pengertian antara pria dengan wanita.
Kesimpulan
Dengan demikian, tidak ada pihak-pihak (pria atau wanita) yang merasa dirugikan dan pembangunan akan menjadi lebih sukses. Mengupayakan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender, dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Hal ini perlu didukung oleh perilaku saling menghargai atau menghormati, saling membantu, saling pengertian, saling peduli dan saling membutuhkan antara pria dengan wanita. Ketidakadilan gender dan penyimpangan terhadap pekerja terlihat pada adanya perbedaan data jumlah pekerja Industri berdasarkan status pekerja dengan fakta yang terjadi di lapangan. Pada data yang dimiliki perusahaan, tidak terdapat pekerja yang berstatus harian lepas, sedangkan berdasarkan fakta yang ada di lapangan, ternyata terdapat banyak sekali pekerja yang berstatus harian lepas, dan sebagian besar pekerja yang berstatus harian lepas tersebut adalah perempuan. Selain itu, perusahaan juga mengingkari akan adanya pengangakatan pekerja harian lepas menjadi pekerja tetap setelah menjalani kontrak selama 3 bulan kerja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
tidak ada judul artikelnya.
penulisan kurang rapi lebih baik diedit dulu sebelum dipost kan, dan penulisan judul harap diperjelas,.
sebenarnya isi menarik, tapi sayang judul artikelnya terlalu meluas sebaiknya judul lebih dispesifikasikan.
Posting Komentar